Republik Rakyat Cina (RRC) adalah negara dengan penduduk terbanyak di dunia, dengan populasi melebihi 1,3 miliar jiwa, yang mayoritas merupakan bersuku bangsa Han. Negara terbesar di Asia Timur, dan ketiga terluas di dunia, setelah Rusia dan Kanada. RRC berbatasan langsung dengan 14 negara: Afganistan, Bhutan, Myanmar, India, Kazakhstan, Kirgiztan, Korea Utara, Laos, Mongolia, Nepal, Pakistan, Rusia, Tajikistan dan Vietnam.
China Daratan merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk kepada kawasan di bawah pemerintahan RRC dan tidak termasuk kawasan administrasi khusus. Seperti; Hong Kong dan Macau. Pemerintah RRC melihat pemerintahannya di Cina sebagai Tiongkok Baru saat membandingkan dirinya dengan China sebelum tahun 1949. RRC juga dijuluki sebagai "Cina Merah" bagai kawasan yang sama, terutama oleh musuhnya di Barat, dengan merujuk kepada warna merah yang merupakan lambang komunis.
Kondisi Politik, ekonomi, sosial dan pertahanan Republik Rakyat Cina (RRC) sekarang ini berbeda dengan RRC yang dikenal di era 1960-an dan awal 1990-an sekalipun. RRC sekarang ini telah menjadi sebuah negara yang telah diperhitungkan dan dianggap menjadi adidaya besar di masa mendatang. Hal tersebut dapat bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat tajam, dengan penguasaan teknologi yang semakin mutakhir serta kemampuan diplomasi yang bertambah maju pula. RRC selain merupakan negara berpenduduk terbanyak di dunia, juga merupakan suatu negara yang tentunya berpengaruh politik besar dan turut mendominasi perekonomian dunia, serta merupakan negara yang memiliki kekuatan militer yang besar pula dari segi kuantitas.
Setelah Perang Dingin usai, China menjadi sebuah fenomena dalam peta hubungan internasional. Dimana China menjadi ‘magnet’ perhatian internasional karena negara ini tetap konsisten mempertahankan ideologi komunisme serta sistem partai tunggalnya, sementara di belahan dunia lain banyak negara mulai meninggalkan komunisme serta mengadopsi sistem multipartai dan demokrasi. Selama hampir empat dekade Perang Dingin, China telah membuktikan kepada dunia bagaimana suatu negara meletakan diri pada posisi sebagai balancer yang strategis dalam perimbangan kekuatan internasional.
Keadaan China yang begitu pesat perkembangannya saat ini tidaklah muncul secara serta – merta. Melainkan melalui sebuah perjalanan panjang dan berat. Penjajahan panjang, peperangan, penaklukan, penyerbuan, Isolasi dan perang saudara. Mewarnai sejarah panjang lahirnya Republik rakyat China. Untuk mengetahui perkembangan politik yang berdampak pada Ekonomi, sosial dan budaya di China. Melalui makalah akan mencoba mengulas mengenai konsistensi China terhadap ideologi Komunis dan keberhasilannya membangun negara melalui paham tersebut yang juga melahirkan prinsip ekonomi Sosialisnya.
Perpolitikan dan Ideologi Komunism di China
China menklaim pemerintahan mereka sebagai sebuah negara Republik dengan ciri-ciri negara satu partai, demokratik diktator, sentralisme demokrasi, negara kesatuan, negara sosialis dan komunis. Meski memiliki Presiden, China juga memiliki sistem legislasi berupa parlemen yakni National People Congress (NPC) yang merupakan lembaga tertinggi dari pemerintahan, bertugas menciptakan amandemen kostitusi, hukum, mengawasi, dan merencanakan pengembangan sosial dan ekonomi. Membatalkan regulasi, pemerintahan lokal, mengawasi pemerintahan lokal dengan wewenang menunjuk dan memindai proses pengambilan keputusan.
Akibatnya terciptalah semacam kondisi Pemerintahan Parlementer versus Presidensial. Arah kebijakan luar negeri Cina yang sekarang didasarkan pada konsep “kebangkitan China yang damai”. Konstitusi yang digunakan adalah konstitusi 1982 yang merupakan amandemen dari Konstitusi sebelumnya. Perubahan terpenting yang terjadi adalah penghapusan pemujaan terhadap Mao zedong dan culture revolution. Namun, perubahan ini masih tetap membuat kekuatan partai mengontrol jalannya pemerintahan melalui interlocking system (proteksionis) dari personel partai dan struktur paralel pada partai negara tetap solid dan kuat. Seperti yang kita ketahui bahwa birokrasi Cina diisi oleh anggota – anggota dari partai Komunis China. Yang terdiri dari; kaum elite (kepemimpinan), top elite (kader senior dalam partai dan pemerintahan), intermidiete-level (staf partai dan kantor pemerintahan), dan basic level (kader yang berhubungan langsung dengan rakyat). Sementara kewenangan yudisialnya digerakkan oleh Pengadilan Rakyat, Perolehan masyarakat, dan kantor keamanan publik.
Dalam proses pemilihan umum Partai Komunis Cina mengatur proses pemilu pada semua level. Pemilihan lokal untuk konggres diperbolehkan. Namun, frekuensi pemilu ditentukan oleh hakim. Dalam partai politik kekuasaan tertinggi untuk memerintah dan membuat kebijakan-kebijakan partai saat kongres partai sedang tidak aktif dilakukan oleh control comitee. The Politbiro menganut prinsip demokrasi sentral ala Lenin, keputusan partai dicapai melalui konsensus kelompok dan pemimpin diberi kuasa dalam jumlah kecil. Central party secretariat terdiri dari agen administratif dan agen staff.
Sedangkan dari segi Hukum China memiliki berbagai catatan penting dalam perkembangannya yang tentunya tidak bisa dilepaskan dari pengaruh Ideologi Kerakyatan yang radikal. Tanggal 1 Oktober tahun 1949, Mao Zedong mengumumkan berdirinya RRC. Pada lima tahun kemudian, “Undang-Undang Dasar Republik Rakyat Tiongkok/China” diumumkan. Dimana dalam UUD tersebut terdapat dua prinsip, yaitu Peradilan independen dan penegakan hukum secara demokratis. Di samping pengumuman UUD pertama, dikeluarkan pula ” Undang-Undang Organisasi Kongres Rakyat ” dan ” Undang-Undang Organisasi Mahkamah Rakyat “, sistem politik, aparat kekuasaan dan badan pengadilan akan beroperasi sesuai dengan undang-undang tersebut. Dengan demikian, tibalah periode pertama bagi pembinaan tata hukum Tiongkok.
Sementara itu, hak asasi manusia mendapat jaminan hukum, China tidak saja menghormati dan melindungi hak asasi manusia dan mendorong perkembangan usaha hak asasi manusia secara keseluruhan tetapi juga memungkinkan “negara menghormati dan melindungi hak asasi manusia”. Undang-undang yang berkaitan dengan perlindungan hak asasi manusia dan konvensi internasional yang sudah diratifikasi tercatat 250, termasuk undang-undang khusus untuk melindungi wanita, orang lansia, anak – anak , penyandang cacat dan etnis minoritas dan kelompok lainnya. Di sisi lainnya, Pemerintah RRC berpendapat bahwa hak asasi manusia sepatutnya mencakup kepuasan hidup dan kemajuan ekonomi. Dengan kata-kata berlainan, saat mengkaji dirinya, ia melihat kemajuan ekonomi dan kepuasan hidup rakyatnya sebagai meningkatkan situasi hak asasi manusianya, dan saat melihat situasi di negara-negara maju ia seringkali menotakan terdapat tingkat kriminalitas dan kemiskinan yang tinggi di tempat-tempat yang dikatakan mempunyai penghormatan terhadap hak asasi manusia yang tinggi. Praktek melihat HAM seperti ini, diamalkan di kebanyakan negara timur yang lain pula.
Namun, dalam perkembangan sejarah HAM di China. Ada banyak pristiwa yang mencoreng penegakan HAM di China Berkaitan dengan Rejim yang begitu otorier dan represif. Demonstasi terjadi yang pada tahun 1989 salah satunya dengan tuntutan-tuntutan akan keterbukaan politik, yang pada akhirnya justru mengakibatkan tragedi yang menyentakkan dunia internasional, yang kemudian dikenal sebagai Tragedi Tian’anmen. 4 Juni 1989 menjadi hari Genoside bagi para demonstran di lapangan Tian’anmen, dimana pada malam berkumpulnya ribuan mahasiswa. Militer dan Pemerintah memperlihatkan sikap brutal mereka dalam usahanya menghentikan aksi protes dengan menggunakan tank dan senapan mesin. Bahkan penduduk sipilpun menjadi korban. Akibat dari peristiwa ini China sempat dikucilkan dari dunia Internasional dan mendapat tekanan terutama dari barat selama beberapa tahun. Sampai akhirnya hubungan China dinormalisasi kembali dengan barat melalui Amerika Serikat pada masa Bill Clinton.
Militer mempunyai kedudukan penting dan tak terpisahkan dalam perpolitikan China. Berkaitan dengan paham negara Komunis ala leninism, yang menempatkan militer sebagai penyokong utama dalam stabilitas negara. Militer China adalah salah satu yang terbesar di dunia. Dapat kita lihat pula setiap budaya Rejim menggunakan kekuatan militernya dan Konfusianisme, militer harus tunduk pada kontrol pusat. Militer menjadi pengendali dari birokrasi sipil. Perkembangan ekonomi dan politik modern China hingga saat ini mempengaruhi kekuatan angkatan bersenjata dan organisasi militer. Seperti Dapat kita lihat dalam beberapa dekade terakhir ini China telah mulai meningkatkan kekuatan militer sepenuhnya.
Kemudian satu lagi yang tidak pernah bisa dipisahkan dari masyarakat China dan telah melekat selama ribuan tahun serta mempengaruhi berbagai aspek kehidupan di setiap sendi kehidupan masyarakat China. Konfusianisme, yang diajarkan di sekolah-sekolah dan bahkan merupakan bagian dari ujian pelayanan publik kekaisaran pada zaman dulunya. Hingga kini, konfusianism tersebut masih dipegang kuat (walaupun sudah banyak yang berubah berkaitan dengan Revolusi Kebudayaan) termasuk dalam tatanan birokrasi yang hirarkis di masyarakat China.
Pembangunan Ekonomi dan Prinsip Sosialisme
Perekonomian adalah salah satu faktor penting bagi berlangsungnya proses kehidupan bernegara, karena maju atau tidaknya suatu negara dapat dilihat dari keadaan ekonomi negara tersebut. Seperti halnya dengan China sebagai negara besar di kawasan Asia Pasifik yang sangat potensial untuk menjadi satu kekuatan baru di dunia internasional, terbukti dengan hasil-hasil yang dicapainya sejak pelaksanaan program modernisasi dalam sistem ekonomi negaranya, terutama dalam sektor pertanian dan perindustrian, pada tahun 1978. Cina mengalami perjalanan panjang dalam menapaki sejarah peradaban negara dan bangsa yang penuh dinamika kebudayaan, politik, dan ekonomi, dan saat ini telah mencapai puncak keemasan dalam meniti jati diri untuk menjadi sebuah negara dan menempatkan diri dalam jajaran negara adidaya dunia.
Secara ekonomi, Republik Rakyat Cina mencirikan ekonominya sebagai Sosialisme dengan ciri khas China. Pada tahun 1976 ketika masa Deng Xiaoping, China mengakhiri isolasi yang dilakukan Cina terhadap bangsa barat dengan mengacu pada pasar sosialis yang membuka investasi asing dan riset tekhnologi. Semenjak reformasi ekonomi di tahun 1978, China mengalami pertumbuhan ekonomi tercepat kelima dan pertumbuhan tercepat ekonomi mayor G20, eksporter terbesar di dunia, dan importer terbesar kedua dunia. Industrialisasi yang berkembang telah mengurangi angka kemiskinan dari 53% di tahun 1981 ke 8% di tahun 2001.
Gagasan Deng Xiaopingg dengan empat modernisasinya (pertanian, Industry, Militer dan Iptek) tak pelak menjadi kunci mengapa komunisme di China tidak runtuh seperti terjadi dikebanyakan negara lain. Pendekatan yang diambil oleh Deng dengan memprioritaskan pada reformasi ekonomi dan meningkatkan taraf hidup Rakyat terbukti menjadi senjata yang ampuh yang bisa mencegah China dari keruntuhan.
Meskipun ada kelonggaran terhadap kapitalisme, Partai Komunis Cina tetap berkuasa dan telah mempertahankan kebijakan yang mengekang terhadap kelompok-kelompok yang dianggap berbahaya, seperti Falun Gong dan gerakan separatis di Tibet.
Bendungan Sungai Yang Tze
Pendukung kebijakan ini umumnya adalah penduduk pedesaan dan mayoritas kecil penduduk perkotaan, menyatakan bahwa kebijakan ini menjaga stabilitas dalam sebuah masyarakat yang terpecah oleh perbedaan kelas dan permusuhan, yang tidak mempunyai sejarah partisipasi publik, dan hukum yang terbatas. Para pengkritik yang terdiri dari minoritas rakyat China, para rakyat pelarian Cina di luar negeri, penduduk Taiwan dan Hongkong, etnis minoritas seperti bangsa Tibet dan pihak Barat, menyatakan bahwa kebijakan ini melanggar hak asasi manusia yang dikenal komunitas internasional, dan mereka juga mengklaim hal tersebut mengakibatkan terciptanya sebuah negara polisi, yang menimbulkan rasa takut.
Sejarah Republik Rakyat China yang terkesan membingungkan dan dramatis. karena kadang tragis di satu saat, tapi bisa jadi menyenangkan di saat yang lain. China adalah negara dengan begitu banyak masalah, termasuk penduduk terbanyak di dunia; tetapi ia juga sebuah bangsa dengan potensi yang sangat kaya. Tingkat pertumbuhan ekonomi China dipercaya akan segera membuatnya menjadi sebuah negara adikuasa ekonomi. Juga perlu dicatat, bahwa mengingat China telah menjadi salah satu negara pemilik senjata nuklir, maka China akan menjadi salah satu aktor yang berperan penting dan strategis dalam setting politik dan pertahanan global. China juga menarik perhatian internasional karena di tengah-tengah gelombang transisi yang mengarah pada demokrasi ternyata negara ini tetap konsisten mempertahankan ideologi komunisme dan sistem partai tunggalnya.
Tumbuhnya China sebagai salah satu kekuatan baru dunia, yang diibaratkan raksasa yang bangkit. Adalah buah dari ketelatenan dan konsistensi Pemerintahan yang kuat dalam membangun negerinya. Mengutamakan Ideologi Marxism sebagai dasar kehidupan politiknya untuk menciptakan keadilan dan stabilitas dalam negara. Namun, menerapakan ekonomi pasar yang menunjang keberlangsungan dan kemakmuran hidup negaranya.
Terlepas dari sistem ekonominya yang mulai mengarah pada kapitalis, Sistem politik Komunisme yang mengandalkan dan mengutamakan kemakmuran bagi rakyat banyak. Justru mendapat simpati dan legitimasi dari masyarakatnya. Ditambah dengan prinsip Konfusianism yang mendarahdaging yang begitu menutamakan Harmoni dan kedamaiaan. Membuat masyarakat Republik Rakyat China tetap bisa merasa nyaman dengan sistem yang totaliter. Asalkan selama ekonomi China mampu memakmurkan Rakyatnya. Rakyat China secara mayoritas akan memaklumi dan merasa nyaman dengan Totaliter dan Kerasnya rejim Komunis China.
Semua pada akhirnya Mengingatkan Kita pada kebesaran China di masa Kekaisaran.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarjo, Miriam. “Dasar – dasar Ilmu Politik”. Jakarta : Gramedia, 2008. hal.160
Chilcote, Ronald H.“Theories of Comparative Politics The Search For a Freedom”. Jakarta : Rajawali Pers, 2010.
http://id.wikipedia.org/wiki/Republik_Rakyat_Cina . 19 April 2011.
Anon. 2005. Cina. Terdapat pada Tiongkok Dalam 60 Tahun Terakhir. [Internet]. http://indonesian.cri.cn/281/2009/05/27/1s96960.htm.
Fighting Poverty: Findings and Lessons from Cina’s Success (World Bank). Diakses 17 Mei 2010.
RI Kedepankan Dialog,” dalam http://www.kapanlagi.com/h/0000235509.html, 15 april 2011.
“Obor HAM Estafet Global: Suluh itu tak berkobar di Cina,” dalam http://www.vhrmedia,
17 April 2011.