Rabu, 07 Desember 2011

Zhou Zhilong "Sang Jenderal tanpa tanding dari daratan Tiongkok"

adalah salah satu tokoh yang cukup menginspirasi saya, Zhao Yun ( Zhao Zhilong) adalah seorang jenderal militer terkemuka di masa perang saudara di akhir zaman dinasti Han, atau lebih dikenal dengan era Tiga Kerajaan ( dalam buku dikenal dengan sebutan Samkok). Zhao Yun (168 - 229 A.D.), bernama lengkap Zhao Zhilong, yang berarti anak naga, lahir di Zhending, propinsi Chang shan (Hebei, China bagian utara sekarang). Sepanjang hidup dan karirny Zhao Yun dihabiskan untuk mengabdi pada Liu Bei, pendiri kerajaan Shu – Han. Dalam sastra dan catatan sejarah China, Zhao Yun termasuk salah satu dari 5 Jenderal Harimau kerajaan Shu. Pada awal karir Ia bergabung dengan tuan tanah Gongzun Zan di akhir tahun 191 A.D., sebagai komandan dari sebuah kelompok pasukan sukarelawan kecil. Di tahun 192, ia bekerja di bawah otoritas Liu Bei yang saat itu hanya berpangkat mayor, di bawah kekuasaan Gongzun Zan. Zhao Yun bekerja sebagai komandan pasukan kavaleri milik Liu Bei. Ia pernah meninggalkan Gongzun Zan dan Liu Bei untuk menghadiri pemakaman kakaknya dan kembali bergabung di tahun 200 A.D. ketika Liu Bei dikalahkan Cao Cao dan lari ke Yuan Zhao. Sejak itu, Zhao Yun bersahabat erat dengan Liu Bei. Novel Samkok memaparkan eratnya persahabatan mereka sampai mereka sampai mereka berdua tidur di tenda yang sama di kota Ye. Saat berada di kota itu pula, Liu Bei mengirim Zhao Yun secara rahasia untuk merekrut lebih banyak orang untuk bergabung dengan tentara Liu Bei di Yuan Zhao. Zhao Yun mengikuti Liu Bei dengan setia dalam perjalanannya menaklukkan bagian utara Cina. Di tahun 202, Zhao Yun berpartisipasi dalam pertempuran Bowang melawan Xiahou Dun, jenderal yang melayani Cao Cao. Saat pertempuran berlangsung, Zhao Yun menangkap Xiahou Lan yang ternyata berasal dari kampung yang sama dan mengenal satu sama lain. Ia memohon pada Liu Bei untuk tidak membunuh Xiahou Lan dan memintanya untuk merekrut Xiahou Lan yang menguasai hukum sebagai hakim pasukan. Liu Bei mengabulkannya. Namun, ia tidak pernah bekerja dengan Xiahou Lan agar dapat bekerja secara profesional. Pada tahun 208, Zhao Yun menghilang dari pertempuran Changban. Namun, ternyata Zhao Yun pergi menyelamatkan istri dan anak Liu Bei. Zhao Yun berjuang keras pergi menyelamatkan istri dan anak Liu Bei, Liu Chan yang masih bayi. Ketika Zhao Yun sampai di sana, istri Liu Bei tidak mau ikut karena akan membebani Zhao Yun, karena jalan kembalinya sangatlah berbahaya (mengingat mereka berada dibelakang garis pertahanan musuh). Maka Zhao Yun membawa sendiri anak Liu Bei di punggungnya dengan mengendarai kudanya, dan menerobos kepungan ribuan pasukan Cao Cao, Zhao Yun mempertaruhkan nyawanya selama perjalanan kembali dengan menembus barikade dan mengalahkan banyak pasukan Cao Cao dengan seorang diri. Kagum dengan kehebatan Zhao Yun, Cao Cao memerintahkan untuk menangkapnya hidup-hidup tapi usahanya gagal. Dia bahkan sempat merebut Pedang Pusaka Biru dari tangan Xiahou en Jenderal tinggi dari pasukan Cao Cao. Atas kesetiaannya, Zhao Yun dipromosikan sebagai salah satu jenderal utama pasukan Liu Bei. Setelah pertempuran Tebing Merah ( Battle of Red Cliff), Zhao Yun memegang peranan penting dalam menaklukkan wilayah Jiangnan dan menaklukan wilayah selatan serta sempat di beri gelar penajaga wilayah Timur. Di tahun 221, Liu Bei mengangkat diri sebagai kaisar Shu Han dan mendeklarasikan perang terhadap Sun Quan sebagai tindakan balas dendam atas kematian Guan Yu, sekaligus terebutnya provinsi Jing. Zhao Yun membujuk Liu Bei untuk tidak memulai perang tetapi menyerang Cao Wei terlebih dahulu. Sayangnya Liu Bei menolak dan menyerang sembarangan dan akhirnya mengalami kekalahan. Ketika Liu Bei kalah, pasukan Zhao Yun pindah ke Yong'an.
Setelah tahun 227, Zhuge Liang mengirim Zhao Yun ke Jigu sebagai umpan dalam melawan pasukan utama Wei. Zhao Yun, dikenal sebagai jendral tanpa tanding di Shu, ekspedisi utara pertama menuju Hanzhong. Pada musim semi berikutnya, Zhao diperintahkan untuk memimpin barisan melalui Yegu, untuk mengalihkan perhatian musuh terhadap pasukan inti Liu Bei, yang berbaris melalui Qishan. Zhao Yun bertemu pasukan Wei yang dipimpin oleh jendral Cao Zhen yang terkenal.Oleh karena pasukan Zhuge Liang mengalami kekalahan, pasukan Zhao Yun harus mundur. Pada tahun 229, ia meninggal di Hanzhong. Kematiannya ditangisi oleh para prajurit dan perwira kerajaan Shu karena dia lah simbol kekuatan dan yang tersisa dari 5 Jenderal harimau. Ia dianugerahi gelar Shunping Marquis dari Liu Shan atas jasa-jasanya. Sedikit berbeda dari jenderal besar lainnya, catatan sejarah Zhao Yun sangat sedikit sehingga tidak banyak fakta mendetail mengenai perjalanan hidupnya.pembawaannya yang tenang, sulit ditebak, tidak mudah goyah dan cerdas menjadi kelebihan baginya. Sumber: http://id.shvoong.com/humanities/history/1875379-zhao-yun-ksatria-bertombak Wikipedia indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar